Pilihan Wisata lebaran kali ini jatuh ke Lejja. Wisata dengan objek utama permandian alam air panas yang terletak di Kabupaten Soppeng – Sulawesi Selatan. Lejja memiliki 4 kolam dewasa dan 1 kolam khusus balita dengan tingkatan panas air kolam yang berbeda-beda. Akses menuju ke Lejja banyak, namun kali ini hanya akan membahas akses tersekat dari Kabupaten Enrekang karena Admin dan kawan-kawan memulai perjalanan dari Kalosi – Kabupaten Enrekang. Secara teknis, perjalanan dari Enrekang menuju ke Lejja ditempuh dalam 3-4 jam perjalanan. Karena kendaraan umum menuju ke Lejja tidak tersedia, maka pilihannya harus carter/rental mobil/pakai motor. Kali ini, kami memilih untuk carter mobil, tarifnya sehari Rp500.000,- sudah termasuk BBM dan Supirnya
Awalnya, personel yang ikut hanya 7 (tujuh) orang. Namun, tidak disangka teman-teman SD dulu juga rupanya akan ke Lejja, jadinya ada 14 orang (kebayang serrrunya). Mereka adalah (tedeng tedeng, bunyi Gendang) :
- - Randi, Admin. Pria muda yang suka menjelajah keindahan alam suatu daerah
- - Vikal, pemilik tempat nongkrong. Disanalah ide liburan ini terlahir (backsound, bunyi tangisan bayi)
- - Ammar, pria tekun yang suka promosi terselubung dalam setiap perkataannya (Pis V)
- - Amir, pria berbadan besar dan kuat. Pssst, dia jago tawar menawar juga lho...
- - Arif, pria muda yang suka foto-foto gadis di Lejja
- - Karammang, pria muda dengan hobi mencari muka-muka “cucok” di Lejja
- - Iqbal, lebih dikenal dengan nama Rajin Satu. Jangan dianggap enteng, dia yang angkat satu Dos air mineral yang berat masuk dalam lokasi Permandian. Berat!!!
Teman-teman SD :
- - Ati, perempuan energik dengan bakat main kasti yang patut diacungi jempol (dulu waktu SD, he he)
- - Zakia, sosok yang pasti menyesal nanti karena tidak berani masuk kolam permandian, he he
- - Mus, teman facebook yang rajin update status, he he
- - Tika, teman SD yang dari dulu sampai sekarang masih sama, pendiam, he he
- - Firdaus, pria muda yang suka bertualang
- - Fadly, pria muda yang “mengotori” sabun lifeboy di kamar ganti, ha ha ha (pis V)
- - Gamaco, pria muda yang kini berambut panjang dan suka foto bagian kaki. Entah apa modus dan motivasinya
- - Ama’ dan Idam, pria muda profesional yang memegang kontrol penuh di pusat kendali mobil
Tepat jam 08.00 AM WITA, perjalanan dimulai. Sepanjang perjalanan, banyak hal-hal aneh dijumpai dan selalu mengundang tawa. Mulai dari pria aneh di Sidrap yang tertabrak mobil dan pasrah saja tanpa ada perlawanan, macet yang menjengkelkan, sepanjang jalan penuh dengan sawah dan hutan, retribusi yang jumlahnya tidak wajar dan jalanan sempit yang butuh ketelitian sang sopir. Untung sopirnya kita hebat!!!
Hampir jam 12 tiba di TKP (Lejja, red). Ruaaaaameeeee skali sehingga petugas Kepolisian dan LLJR sempat kewalahan mengatur traffic disana. Sempat jengkel setelah disuruh parkir sejauh + 2KM dari lokasi permandian. Kebayang jauhnya dan medannya yang penuh tanjakan. Akhirnya mobil dipaksa masuk ke lokasi meski harus menunggu sekitar 30 menit baru bisa meninggalkan tempat parkir.
Akhirnya masuk juga ke Lejja. Semua kelelahan terbayar setelah melihat suasana Lejja yang ramenya minta ampun. Saat itu pengunjung ada sekitar 1.500 orang dengan kapasitas 4 kolam dewasa dengan ukuran kolam sekitar 20X7 meter. Sambil mencari-cari lokasi istirahat, akhirnya dapat dekat kolam dengan tingkatan panas yang paling tinggi. Sewa tikar plastik (Rp10.000 per jam) dan akhirnya bisa duduk sambil makan siang. Oh ya, disini jaringan GSM kurang bagus sehingga aktifitas di Lejja susah untuk “dilaporkan” real time ke BBM, Facebook, Twitter dan Blog.
Setelah makan dan duduk sebentar menikmati “pemandangan” manusia (baca cuci mata, he he), show time tiba. Menuju ke kamar ganti (tarif Rp2.000 sekali masuk) untuk memakai kostum yang “sopan”. Setelah 2 kali keliling kolam, akhirnya dapat tempat duduk di pinggir kolam. Psssst, harus berdesak-desakan agar dapat tempat duduk. Tips, jangan langsung terjun masuk kolam karena airnya lumayan bisa membuat teriakan 50 dB. Mesti perlahan-lahan agar suhu tubuh bisa menyesuaikan. Satu lagi, sekali-kali kepala dibasahi agar suhu tubuh merata. Ini untuk menghindari migrain karena suhu dikepala lebih rendah dari suhu badan
Setelah puas berendam di air panas, petualangan dilanjutkan ke sumber air panas itu keluar. Disumbernya banyak beredar mitos-mitos mistis yang dipercaya oleh sebagian masyarakat. Tapi kita tidak akan membahas itu. Saya kurang tertarik membahasnya. Kembali ke laptop. Disini, bau belerang sungguh terasa. Airnya yang panas itu digunakan oleh pengunjung untuk merebus telur mentah. Kreatif! Ada banyak pemandangan aneh disini. Banyak yang mencuci mukanya dengan air panas itu. Konon katanya bisa menghilangkan jerawat (produk kecantikan ada saingan nih). Banyak juga yang menggosok-gosok badannya dengan air panas ini. Konon katanya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Wallahu alam
Setelah perjalanan dari sumber mata air panas, kita ingin bermain di outbond. Sayangnya hari itu tertutup karena petugasnya belum masuk. haaaah, sungguh disayangkan, padahal hari itu pengunjung banyak sekali. Apalagi di Sulawesi belum begitu banyak tempat outbond. Tapi gak masalah. Toh, kumpul-kumpul dengan teman juga sudah cukup mengurangi tingkat stress dan merefresh pikiran (F5 mode : On)
Tidak terasa sudah hampir jam 5 sore. Suasana berangsur sepi dan petugas kebersihan sudah mulai beraksi. Sebagian pengunjung masih menikmati liburannya dengan berendam di kolam air panas. Penjual dalam lokasi Lejja sudah mulai berkemas dan menyimpan barang dagangannya. Kolam-kolam juga dikeluarkan airnya untuk pembersihan setelah ribuan orang berendam di dalamnya. Overall, liburan di Lejja sungguh menyenangkan. Selain irit (tarif masuk hanya Rp5.000+ retribusi Rp1.500), juga suasananya yang natural bisa merefresh pikiran. Cocok untuk wisata keluarga.
Sampai jumpa di liburan berikutnya teman-teman J
aduuuuh,,,
BalasHapussaya jadi kepingin kesana nih,
saat liburan pasti banyak yang berkunjung ya?
suasananya bagus, asri,
berkunjung pake Gamis Baru dengan keluarga, pasti enak tuh